Sering Diidentikkan Negara Islam, Ini Fakta Turki

Spread the love

Kegiatan haji dan umrah memang banyak peminatnya terutama di Indonesia. Tidak hanya menjalankan ibadah namun banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkannya dengan pergi liburan salah satunya ke Turki yang terletak di benua Eropa.

Untuk kalian yang ingin beribadah namun mengunjungi negara lain untuk berwisata maka tidak ada salahnya mengambil paket umroh + wisata ke Turki. Sehingga dengan begitu kalian bisa lebih menghemat waktu dengan melakukan keduanya.

Serba Serbi Turki

Lokasinya yang strategis membuat negara ini menjadi tujuan favorit para wisatawan Indonesia untuk berkunjung. Negara ini sudah 600 tahun menjadi pusat dari kekaisaran Ottoman bahkan pada puncak kejayaannya kekaisaran ini tersebar dari Timur Eropa sampai Asia Barat Daya serta Afrika Utara.

Tahun 1923 berdirilah republik Turki Modern dan mempertahankan beberapa bagian wilayah kecil di kekaisaran Ottoman. Jika dibandingkan ukuran Turki masih sebanding dengan beberapa negara bagian seperti Nevada, Utah, dan Arizona.

Turki ini pada tahun 1963 menjadi bagian anggota asosiasi Uni Eropa serta telah melakukan pembahasan perihal identitas nasional dari negara Turki.

Mengenal Agama Islam Di Negara Turki

  • Islam di Turki

Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa banyak masyarakat Indonesia ketika pergi umroh memilih Turki sebagai tujuan wisatanya. Hal ini karena banyak yang beranggapan Turki sangatlah identik dengan Islam.

Mengenai masalah Islam di Turki agaknya harus dibahas terlebih dahulu karena agama Islam di sana tidak seperti yang kebanyakan orang kira.

Islam pernah berjaya di Turki selama 600 tahun lebih tepatnya ketika berada di era Ottoman (Turki Utsmani), yang mana dikenal sebagai kekhalifahan kuat di dalam sejarah Islam. Kekuasaannya meliputi sebagian Afrika, Asia hingga Eropa.

Ottoman menerapkan berbagai nilai Islam ke dalam sistem politik, sosial maupun hukum. bahkan Ottoman menetapkan agama resmi negaranya yaitu Islam akan tetapi kekhalifahan ini pada 3 Maret 1924 dibubarkan.

  • Turki Negara Sekuler

Pada 20 April 1924 Turki secara resmi menjadi sebuah negara republik. Presiden pertama sekaligus pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal menerapkan ideologi sekuler. Paham tersebut memisahkan urusan agama dengan urusan publik dan pemerintahan.

Penerapan ideologi tersebut membuat Turki menjadi satu-satunya negara yang memiliki masyarakat mayoritas Islam namun menganut paham sekuler. Selama 15 tahun berkuasa, Mustafa Kemal yang dikenal dengan Ataturk (bapak bangsa Turki) untuk selanjutnya menerapkan berbagai macam wujud sekularisasi pada berbagai aspek.

Berbagai wujud sekularisasi yang diterapkan seperti pergantian huruf Arab menjadi aksara latin, pelarangan pakaian-pakaian yang merupakan simbol keagamaan pada tempat umum maupun lembaga pemerintahan, dan penghapusan Kementerian Hukum Islam.

Puncaknya pada tahun 1932 dikeluarkannya kebijakan oleh pemerintah dengan pergantian lafal azan yang dulunya berbahasa Arab menjadi bahasa Turki. Pada tahun 1950 yang mana berakhirnya kekuasaan Partai Rakyat Republik (kaum Kemalis) berakhir maka adzan diucapkan kembali ke dalam bahasa Arab.

Larangan penggunaan pakaian yang menggambarkan simbol keagamaan seperti janggut panjang dan jilbab pada tahun 2013 oleh Perdana Menteri Turki yaitu Recep Tayyip Erdogan dihapuskan. Hal itu dilakukan dengan pencabutan pada salah satu undang-undangan yang disebut sebagai kematangan berdemokrasi pada negara tersebut.

Bila ditanya berapa jumlah penganut agama Islam maka persentasenya sekitar 99,8% dari keseluruhan penduduk Turki. Untuk paham yang dianut yaitu sunni dan sebagian kecil yang lain adalah kaum Syi’ah dan terbagi ke dalam beberapa sekte seperti Alawi, Ja’fari, dan Alevi.

  • Ateisme Meningkat di Turki

Direktorat Urusan Agama Turki, Diyanet mengatakan sekitar 99% dari penduduk Turki menganut Islam. Sebagian besarnya memiliki paham Sunni dan sisanya Syi’ah yang terbagi dalam beberapa sekte. Namun, sayangnya mayoritas hanya memahami Islam pada konteks kultural dan sosiologi namun bukan dalam hal keagamaan.

Agama terbesar lain setelah Islam yaitu Kristen dan Yahudi. Turki ini mempunyai komunitas Yahudi terbesar bila dibandingkan dengan negara mayoritas Muslim lainnya. Tahun 2019, Konda sebagai lembaga survey di Turki mengatakan bahwa sudah banyak masyarakat Turki berpaling ke atheism dan 10 tahun terakhir jumlahnya mengalami peningkatan sampai 3 kali lipat.

Walau bagaimanapun dinamika mengenai kehidupan beragamanya di Turki, negara tersebut masih menarik untuk dikunjungi. Jangan takut susah mencari Masjid untuk beribadah maupun makanan halalnya karena mudah ditemukan di penjuru negeri tanpa perlu merasa khawatir mengkonsumsi makanan haram.

Bahkan nilai-nilai Islam masih diterapkan dalam konteks sosial dan budaya sehingga membuat Turki menjadi tujuan wisata yang tetap ramah dikunjungi oleh umat muslim. Sehingga ketika kalian beribadah umroh jangan lewatkan kesempatan untuk berkunjung ke Turki.

Jadi bagaimanapun Turki ini salah satu negara di Eropa yang sangat memudahkan wisatawan muslim untuk berkunjung. Mengingat di negara Eropa lainnya cukup sulit menemukan tempat ibadah dan makanan halal untuk dinikmati.