Rupiah Loyo Dibayangi Kenaikan Bunga The Fed

Spread the love

Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar saat ini kembali mengalami penurunan meskipun bukan penurunan yang cukup signifikan dan juga meresahkan. Penurunan nilai tukar Rupiah ini diperkirakan terjadi karena adanya kebijakan dari bank Central Amerika Serikat atau The Fed. Beberapa waktu yang lalu The Fed memang mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan nilai suku bunga The Fed.

Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar menurun sekitar 17 poin menjadi sekitar 14.685 terhadap Dollar Amerika Serikat. Berdasarkan tim riset Monex Investindo Futures penurunan nilai Rupiah ini terjadi karena adanya sentimen kenaikan suku bunga The Fed pada bulan September. Meskipun sebenarnya gubernur The Fed menyebutkan akan menghentikan kebijakan yang terlalu agresif setelah kenaikan 75 poin pada bulan Juni.

Meskipun gubernur dari The Fed menyatakan demikian, akan tetapi seperti banyak pejabat The Fed yang menyuarakan kenaikan suku bunga yang agresif. Beberapa pengamat ekonomi pun memiliki pendapat kalau para pejabat The Fed ingin menurunkan tingkat Inflasi di Amerika Serikat di periode selanjutnya. Jadi terlihat laporan penurunan tingkat inflasi di Amerika Serikat itu masih kurang memuaskan, sehingga tetap ada kebijakan itu untuk membuat inflasi tetap turun.

Melihat gerak gerik dari pejabat The Fed nampaknya penurunan Inflasi yang terjadi di AS itu bukan menjadi sebuah kemenangan bagi mereka. Masih sangat mungkin mereka mempergunakan kenaikan suku bunga The Fed yang agresif lagi untuk terus menurunkan inflasi. Gelagat seperti inilah yang kemudian membuat nilai tukar Rupiah sekarang ini pun mengalami penurunan.

Sekitar 60 persen lebih para pelaku pasar yakin kenaikan suku bunga The Fed sekitar 50 poin saja. Tapi ada sekitar 30 persen pelaku pasar yang memperkirakan kalau The Fed akan meningkatkan suku bunga sampai 75 poin. Jadi wajar kalau pada akhirnya nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat pun kemudian mengalami penurunan.

Prediksi Rupiah Sebelum Mengalami Penurunan

Sebelum ini direktur dari PT Laba Forexindo Berjangka mengungkapkan bahwa masih ada kemungkinan Rupiah fluktuatif atau meningkat. Menurutnya ada kemungkinan Rupiah itu akan dibuka pada harga sekitar 14.650 sampai 14.720. Meskipun memang ada cukup banyak sentimen yang memungkinkan Rupiah itu akan mengalami penurunan nilainya terhadap nilai tukar Dollar Amerika Serikat.

Sentimen terhadap Rupiah itu salah satunya adalah ketika Dollar AS jadi sedikit lebih rendah dan juga mengalami kerugian sekitar 1 persen. Kerugian atau penurunan Dollar AS tidak lepas dari terjadinya inflasi yang ternyata tidak separah yang harus diantisipasi oleh The Fed. Hal ini akan mendorong para pedagang untuk kembali memutar uang dengan ekspektasi kenaikan suku bunga yang akan menguntungkan di masa depan.

Sentimen melawan Rupiah pun juga ditambah dengan adanya banyak pejabat dari The Fed yang memilih jalur pengetatan kebijakan suku bunga. Hal ini membuat para investor pun tidak merasa yakin pada saat mengambil keputusan, karena tidak tahu suku bunga di masa depan. Menurut presiden The Fed San Fransisco memang diperlukan adanya kenaikan suku bunga sekitar 75 poin mengingat inflasi yang masih cukup tinggi selama 40 tahun terakhir.

Belum lagi adanya pernyataan dari presiden The Fed Chicago yang mengatakan bahwa menurutnya suku bunga harus naik. Kenaikan yang dikatakan oleh presiden The Fed Chicago adalah setidaknya menyentuh angka 3,25 sampai dengan 3,5 persen. Perlu diketahui sebelumnya nilai suku bunga itu ada di kisaran 2,25 sampai dengan 2,5 persen.

Komentar dari para pejabat ini memang didasarkan pada penurunan yang tidak terduga pada saat inflasi harga produsen AS sebelumnya. Kebijakan seperti ini muncul karena adanya inflasi harga konsumen juga yang tetap statis setelah naik sebelumnya di awal tahun. Jadi jelas akan membuat Rupiah pun sangat bisa mengalami penurunan karena adanya beberapa sentimen tersebut.

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Turun

Tentunya ada banyak sekali pengaruh yang bisa terjadi di Indonesia hanya karena nilai tukar Rupiah yang terus menurun terhadap Dollar. Jadi sebisa mungkin kalian ketahui dengan baik, supaya kalian itu bisa bersiap untuk menghadapi penurunan Rupiah yang cukup besar. Berikut ini kami akan jelaskan beberapa pengaruh yang mungkin terjadi di Indonesia dengan nilai tukar Rupiah yang kembali loyo.

  1. Pengaruh yang pertama itu adalah soal harga bahan baku yang dibutuhkan oleh produsen itu akan bisa jauh meningkat. Ini karena pembelian bahan baku dengan mata uang Dollar atau juga bisa jadi biaya lain-lain untuk mendapatkan bahan baku yang ikut naik juga.
  2. Pengaruh yang kedua itu kepada harga barang yang sudah pasti akan meningkat sesuai dengan penurunan nilai tukar Rupiah. Ini terjadi karena bahan baku semakin mahal atau biaya pengiriman dari bahan baku pun sudah pasti mahal. Jadi harga barang pun akan disesuaikan kembali dengan bahan baku untuk bisa menghindari kerugian.
  3. Pengaruh yang ketiga adalah pada UMKM, karena kemungkinan daya beli pun juga akan ikut turun seiring penurunan nilai tukar. Jadi sangat mungkin kenaikan suku bunga The Fed ini memang sangat bisa untuk membuat para UMKM pun jadi kesulitan.
  4. Pengaruh yang keempat adalah pada perekonomian negara ini, sudah pasti akan mengalami penurunan juga. Ini karena perputaran uang yang tidak terlalu cepat dan ini terjadi karena memang nilai tukar Rupiah yang mengalami penurunan.

Penurunan Rupiah saat ini memang sudah bisa diprediksi dengan baik mengingat ada banyak sentimen yang harus dihadapi Rupiah.